Pemaparan ini dilandaskan rasa hormat kepada siapa saja yang ingin tahu tentang Yesus. Bukan tantangan. Juga tidak ada kritik terhadap agama apapun, dalam bentuk apapun.
Berikut ini enam pertanyaan yang dijawab melalui artikel ini:
Pertanyaan yang bagus sekali. Sebuah ilustrasi akan membantu menjawabnya.
Katakanlah kita memiliki sebuah pot bunga. Tidak ada bunga, dan air di dalamnya. Hanya ada udara saja. Apa bedanya antara udara di luar dan di dalam pot? Sama-sama merupakan udara, tetapi udara di dalam pot memiliki bentuk, bukan?
Jika potnya kita benturkan dengan keras ke tembok, apa yang terjadi pada udara di dalamnya? Matikah? Tidak, udara tidak bisa mati. Potnya bisa hancur berkeping-keping, tetapi tidak tidak dengan udaranya. hanya saja kehilangan bentuknya.
Ketika Yesus mati di kayu salib, tubuhnya mati, tetapi Roh Yesus, Roh Allah tidak pernah mati. Allah hanya mengambil bentuk manusia, dalam Yesus. Dia mengambil bentuk manusia, tetapi Yesus bukanlah manusia biasa.
Di kayu salib, Yesus menebus dosa kita dan menyingkirkan jurang pemisah antara diri-Nya dan kita. Karena kematian-Nya, kita berdamai dengan Allah. Meskipun kita merasa bersalah, keadilan Allah telah ditunjukkan melalui Yesus, anak domba Allah yang telah dikorbankan bagi kita. Kasih Allah benar-benar diekspresikan melalui Yesus yang rela menyerahkan nyawa-Nya bagi kita.
Mungkin Saudara mengatakan, “Itu tidak adil.” Benar. Tidak pantas Yesus mati bagi kita. Tapi ini adalah solusi dari Allah sendiri. Bisakah kita mengajari Allah apa yang harus dilakukan-Nya?
Yesus telah menanggung hukuman mati kita, sehingga kita tidak perlu mati untuk dosa-dosa kita. Dia ingin kita memiliki relasi dengan-Nya, mengenal-Nya, dan memiliki hidup yang kekal.
Satu kisah lagi. Sebuah kisah nyata yang akan menolong Saudara memahami apa yang telah Yesus lakukan bagi Saudara.
Ada seorang hakim yang baik, jujur dan tidak mau menerima suap. Seorang gadis ditangkap dan dibawa kepada sang hakim. Hukuman yang harus ditanggungnya adalah hukuman seumur hidup atau sejumlah uang yang sangat besar, yang tidak dimilikinya.
Sang hakim bertanya padanya,“Apakah kamu merasa bersalah atau tidak?”
Sang gadis menangis dan berseru,“Yang Mulia, saya tidak bisa membayar hukuman seumur hidup, juga tidak bisa membayar uang yang diminta. Ampunilah saya.”
Hakim berkata, “Aku bertanya padamu, “Apakah kau merasa bersalah? Apakah kau mengakui kesalahanmu?”
Akhirnya, gadis muda itu berkata, “ya, Yang Mulia, saya mengaku dan menyesal.” Sang hakim pun berkata, “Kalau begitu bayarlah hukumannya. Dihukum seumur hidup atau menyerahkan uangnya.” Kasuspun di tutupnya.
Sang gadis mulai menjerit dan meratap, dan mereka menyeretnya keluar dari ruang sidang ke penjara. Sang Hakim kemudian melepaskan jubahnya dan meninggalkan ruang sidang, lalu berjalan keluar ke ruangan kas. Disana dia membayar dengan semua uang yang dimilikinya untuk menebus gadis itu. Mengapa? Karena dia sangat mengasihinya. Gadis itu adalah putrinya. Dia menebus putrinya sendiri dengan semua yang dimilikinya.
Ketika sang hakim melepaskan jubahnya, dia menjadi sama seperti pria lainnya. Dan seperti inilah yang Yesus lakukan. Dia meninggalkan surga, menanggalkan jubah kemuliaan, dan menjadi sama seperti manusia lainnya. Mati bagi kita, agar dosa tidak lagi mengutuk dan memisahkan kita selamanya dari Allah.
Semua nabi mengatakan bahwa Yesus akan datang dan mati bagi dosa dunia. Yesus satu-satunya harapan bagi umat manusia untuk memilik hidup yang kekal.
Kembali saat penciptaan Adam dan Hawa, Allah berkata pada Iblis bahwa keturunan perempuan akan meremukkan kepala Iblis, dan umat manusia akan ditebus. Kematian dan kebangkitan Yesus mengalahkan kuasa Iblis. Yesus mengalahkan dosa, kematian dan keterpisahan kita dari Allah... memberikan pukulan mematikan kepada iblis.
6. Mengapa tidak memandang Yesus sebagai nabi saja?
► | Bagaimana memulai sebuah hubungan dengan Tuhan |
► | Saya ada pertanyaan… |